Header Ads

Penyiram Tanaman Sistem Aeroponik Otomatis  Berdasarkan Kelembapan
Klarisa Aurelia Galuh TItania1, Muhammad Al Gusti2, Samuel BETA3.
Mahasiswa dan Dosen Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia



AbstrakRuangan dan lahan yang terbatas pada bangunan apartemen membuat penghuni apartemen tidak dapat melakukan aktivitas berkebun atau bercocok tanam. Dengan adanya kendala seperti ini diperlukan sebuah alat yang dapat mewujudkan aktivitas bercocok tanam dalam ruangan. Alat ini meggunakan sensor DHT-11 untuh mengetahui suhu dan kelembapan akar tanaman dan sensor ketinggian air untuk mengetahui ketersediaan cairan. Alat ini menggunakan RGB LED sebagai indikator, RTC sebagai pewaktu keadaan, Grow Light sebagai pengganti cahaya matahari yang berguna untuk pertumbuhan tanaman, kipas exhaust sebagai sirkulasi udara, dan LCD 16x2 sebagai tampilan kondisi kelembapan dan suhu akar tanaman. Pemroses alat ini menggunakan ARM NUC120. Apabila sensor DHT-11 mendeteksi kelembapan akar tanaman yang kurang dari batas normal maka pompa akan menyala dan menyemprotkan cairan ke akar tanaman dengan Micro Nozzle Spray.
Kata kunci: ARM NUC120, sensor DHT-11, RGB LED, RTC, LCD 16x2, Micro Nozzle Spray, kipas exhaust.

Abstract - Apartments and limited land in apartment buildings can make apartment dwellers unable to do gardening or farming. Making love with needs like this is needed to grow crops indoors. This tool uses a DHT-11 sensor to determine the temperature and humidity of plants and a water level sensor to determine pollution. This tool uses RGB LED as an indicator, RTC as a timer, Grow Light as a lighting that is useful for plant growth, exhaust fans as air circulation, and LCD 16x2 as a display of humidity conditions and plant root temperature. This tool processor uses ARM NUC120. If the DHT-11 sensor changes the root moisture of the plant that is less than the normal limit, the pump will release and spray the liquid to the roots of the plant with a Micro Nozzle Spray.
Keywords: ARM NUC120, DHT-11 sensor, RGB LED, RTC, 16x2 LCD, Micro Nozzle Spray, exhaust fan.

I.                        PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Sebuah apartemen hanya memiliki ruang yang terbatas dan tidak mempunyai halaman rumah terlebih lahan untuk bercocok tanam. Saat ini kegiatan budidaya tanaman sayuran secara organik sangat banyak diterapkan guna mendapatkan tanaman yang bebas dari pupuk kimia, pestisida, herbisida, dan obat-obatan lainnya. Untuk melakukan kegiatan tersebut pada lahan yang terbatas biasanya menggunakan media polybag. Namun, penggunaan polybag dinilai kurang efektif karena media tanam akan berkurang unsur organiknya dan mengakibatkan produktivitas tidak maksimal. Jadi, perlu adanya media tanam yang dapat menopang tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang di dalam ruang gedung bertingkat. Dengan berkembangnya pengetahuan, penemuan, dan penelitian saat ini, media tanam juga sudah mulai berkembang salah satunya dengan adanya media tanam aeroponik yang menggunakan sistem pengkabutan. Berdasarkan permasalahan tersebut dibuatlah Penyiram Tanaman Sistem Aeroponik Otomatis Berdasarkan Kelembapan.

1.2     Tujuan
Tujuan pembuatan alat ini adalah :
1.    Membuat alat pertanian dalam ruangan dengan sistem aeroponik.
2.    Mampu membantu penghuni gedung bertingkat dalam bercocok tanam di lahan yang terbatas.
3.    Mampu memprogram untuk mengatur jadwal penyemprotan tanaman.
4.    Mampu membuat indikator visual pada alat sebagai peringatan.

1.3     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, akan ditentukan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.    Bagaimana cara bercocok tanam dengan lahan yang terbatas?
2.    Bagaimana cara bercocok tanam dengan sistem aeroponik?
3.    Bagaimana cara membuat alat aeroponik untuk bercocok tanam didalam ruangan?
4.    Bagaimana membuat pengaturan jadwal penyemprotan secara otomatis?

1.4    Batasan Masalah
1.    Alat ini berfungsi sebagai penyiram tanaman otomatis dengan sistem aeroponik.
2.    Alat ini akan menyiram tanaman secara otomatis berdasarkan kelembapan akar.

II.                     TINJAUAN PUSTAKA

Penjelasan dan uraian teori penunjang yang digunakan dalam membuat alat ini diperlukan untuk mempermudah pemahaman tentang cara kerja rangkaian maupun dasar-dasar perencanaan pembuatan alat.
2.1    Sensor DHT-11
Sensor DHT-11 adalah module sensor yang berfungsi untuk mensensor objek suhu dan kelembapan yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih lanjut menggunakan mikrokontroler. Sensor DHT-11 berfungsi mengetahui kelembapan dan suhu akar.
Gambar 1. Sensor DHT-11
2.2    Sensor Ketinggian Air
Pengendali Level/Ketinggian Air adalah sebuah alat yang sesuai namanya bertujuan untuk mengendalikan atau mengatur ketinggian air dalam suatu bak air atau tanki secara otomatis. Pada Sistem Aeroponik ini digunakan sebagai pemantau kondisi ketinggian air pada bak, sehingga tidak terjadi kekurangan pasokan air untuk penyiraman tanaman.

2.3    Real Time Clock (RTC)
Real Time Clock (RTC) / Pewaktu langsung merupakan chip IC yang mempunyai fungsi menghitung waktu yang dimulai dari detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan, hingga tahun dengan akurat. Keakuratan data waktu yang ditampilkan digunakan osilator kristal eksternal. Sehingga saat perangkat mikrokontroler terhubung dengan RTC ini sebagai sumber data waktu dimatikan, data waktu yang sudah terbaca dan ditampilkan tidak akan hilang begitu saja. Pada Sistem Aeroponik ini digunakan sebagai pencatat waktu secara berkala baik dari suhu dan kelembapan ataupun pencatatan dalam pemberian nutrisi pada tanaman.
Gambar 2. Real Time Clock DS1302
2.4    ARM NUC120
DT-ARM NUC120 Board merupakan modul pengembangan mikrokontroler NUC120RD2BN yang berbasis CPU ARM Cortex-M0 dari Nuvoton. Modul ini dapat bekerja dengan kecepatan CPU sampai dengan 48 MHz. Modul ini juga telah dilengkapi dengan bootloader internal, sehingga tidak diperlukan lagi device programmer eksternal. Pemrograman melalui bootloader bisa dilakukan dengan menggunakan koneksi USB.
Spesifikasi :
·       Berbasis mikrokontroler NUC120RD2BN (64 KB APROM, 8 KB SRAM, 4 KB Data Flash, CPU ARM Cortex-M0).
·       Terintegrasi dengan cystal eksternal 12 MHz.
·       Terintegrasi dengan osilator 32.768 kHz sebagai sumber clock RTC.
·       Memiliki 1x port USB.
·       Memiliki 1 port RS-485.
·       Memiliki 3 kanal UART dengan level tegangan TTL 3.3VDC / 5VDC.
·   Tersedia port USB yang berfungsi untuk antarmuka serial sekaligus menuliskan program     mikrokontroler, sehingga tidak membutuhkan programmer eksternal.
·       Memiliki port Serial Wire Debug untuk proses debuging dan programming.
·       Memiliki 45 jalur GPIO.
·       Terintegrasi dengan sensor suhu internal.
·       Memiliki port input 8 kanal ADC 10-bit.
·       Bekerja pada level tengan 3,3VDC / 5VDC dengan arus maksimum 800mA.
·       Input catu daya untuk board : 6,5VDC - 12VDC / 3,3VDC - 5VDC.
Gambar 3. ARM NUC120

2.5    Grow Light
Grow Light adalah lampu pertumbuhan (LED) dengan berbagai spektrum warna yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada Sistem Aeroponik ini digunakan sebagai stimulant proses fotosintesis sehingga perkembangan tumbuhan dapat terjadi, serta mampu meningkatkan proses pertumbuhan berkat kestabilan cahaya.

Gambar 4. Grow Light
2.6    Diaphragm Water Pump
Pompa air merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan cairan atau (fluida) dari suatu tempat ke tempat lainya melalui saluran (pipa) dengan menggunakan tenaga listrik untuk mendorong air yang dipindahkan secara terus menerus. Pada Sistem Aeroponik ini digunakan sebagai pendorong air bertekanan tinggi sehingga memungkinkan untuk terjadinya pengkabutan.
Gambar 5. Diaphragm Water Pump

2.7    Micro Nozzle Spray
Penyemprot Pipa Kecil adalah perangkat yang dirancang untuk mengontrol arah atau karakteristik dari aliran fluida menjadi cairan yang sangat halus (terutama untuk meningkatkan kecepatan) saat keluar (atau memasuki) sebuah ruang tertutup atau pipa. Pada Sistem Aeroponik ini digunakan sebagai pengkondisi utama untuk terjadinya sistem pengkabutan dalam pemberian nutrisi pada akar tanaman.
 
Gambar 6. Micro Nozzle Spray

2.8    RGB LED
LED RGB adalah LED yang berisikan tiga warna LED yang terintegrasi menjadi satu lampu LED. LED RGB mengandung warna Red (merah), Green (hijau), dan Blue (biru). LED RGB dapat membuat berbagai macam kombinasi warna. Pada Sistem Aeroponik ini digunakan sebagai penanda akan ketersediaan air pada bak penampungan.

Gambar 7. RGB LED

2.9    Kipas Exhaust
Kipas exhaust berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke dalam ruangan.
Gambar 8. Kipas Exhaust

2.10     LCD 16 x 2
Display electronics adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronics yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.

Gambar 9. LCD 16 x 2

III.                 PERANCANGAN ALAT

3.1     Alat
1.    Bor PCB
2.    Solder
3.    Tang Potong
4.    Gergaji
5.    Kabel USB
6.    Kotak/papan (Tempat meletakkan alat)
7.    Setrika


 
3.2   Bahan 
1.    ARM NUC120
2.    Sensor DHT-11
3.    Sensor Ketinggian Air
4.    Real Time Clock (RTC)
5.    Grow Light
6.    RGB LED
7.    Micro Nozzle Spray
8.    Diaphragm Water Pump
9.    Kipas Exhaust
10.  LCD 16x2

3.3    Blok Diagram Hubungan Komponen Utama

 Gambar 10. Diagram Blok Alat Penyiram Tanaman

Berikut keterangan singkat dari gambar blok diagram di atas :
1.    Sensor DHT-11 berfungsi sebagai detektor suhu dan kelembapan akar tanaman.
2.    RTC berfungsi sebagai pencatat waktu secara berkala pada tanaman.
3.  Sensor Ketinggian Air sebagai pemantau kondisi ketinggian air pada bak, sehingga tidak terjadi kekurangan pasokan air untuk penyiraman tanaman.
4.  Grow Light sebagai stimulant proses fotosintesis sehingga perkembangan tumbuhan dapat terjadi, serta mampu meningkatkan proses pertumbuhan berkat kestabilan cahaya.
5. Diaphragm Water Pump berfungsi sebagai pendorong air bertekanan tinggi sehingga      memungkinkan untuk terjadinya pengkabutan.
6. Micro Nozzle Spray sebagai pengkondisi utama untuk terjadinya sistem pengkabutan dalam pemberian nutrisi pada akar tanaman.
7.    RGB LED sebagai penanda akan ketersediaan air pada bak penampungan.
8.    Kipas Exhaust sebagai sirkulasi udara antara alat dengan keadaan lingkungan sekitar.

3.4    Gambar Rangkaian
Gambar 11. Gambar Rangkaian

3.5    Diagram Alir
Gambar 12. Diagram Alir 

3.6    Diagram Pengawatan

Gambar 13. Diagram Pengawatan Keseluruhan

3.7    Pembuatan Alat
Dalam pembuatan alat ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
1.    Membuat perencanaan bagan alat.
2.    Membuat skema pengawatan.
3.    Menyusun rangkaian sesuai skema pengawatan.
4.    Membuat program untuk ARM.
5.    Pembuatan kerangka alat.
6.    Pemasangan rangkaian pada kerangka alat.

Gambar 14. Gambar Alat Tampak Depan

Gambar 15. Gambar Alat Tampak Samping

IV.                  CARA KERJA ALAT

Sistem penyiram tanaman otomatis ini berkerja dengan memanfaatkan masukan nilai kelembapan dari sensor yang berada pada bagian dekat akar. Apabila kelembapan berada di bawah batas maka secara otomatis pompa akan menyala dan spayer akan aktif melakukan pengkabutan pada akar. Hal ini di lakukan berulang. Untuk proses fotosistesis tumbuhan, semua peran matahari di gantikan dengan grow light yang akan memancarkan spektrum cahaya merah, biru, ultraviolet, inframerah yang di perlukan oleh tumbuhan. Apabila hari sudah malam, maka grow light akan nonaktif. Sensor ketinggian air berperan untuk memantau ketersediaan air pada bak penampungan sehingga tidak terjadi penyemprotan udara yang akan membuat akar akan semakin kering.

V.                     PENGUJIAN ALAT

Dalam proyek yanng kami buat, perlu diuji untuk menentukan kesesuaian alat dengan prinsip kerjanya, adapun langkah - langkah cara pengujian yang akan kami lakukan adalah :
1.    Mengunggah program ke alat yang dibuat, apakah sudah sesuai dengan  yang diinginkan atau belum.
2.    Menguji alat sesuai cara kerja.

VI.                  KESIMPULAN

Setelah melakukan perancangan, pembuatan dan uji coba alat, maka didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.    Alat penyiram tanaman ini bekerja berdasarkan kelembapan akar tanaman.
2.  Waktu yang dibutuhkan untuk menyemprotkan cairan ke akar tanaman tergantung dari tingkat kelembapan akar tanaman.
3. Alat ini menggunakan grow light sebagai pengganti cahaya matahari yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman

DAFTAR PUSTAKA

Affan Bachri, dkk. 2017. Prototype Penyiram Tanaman Otomatis dengan Sensor Kelembaban Tanah Berbasis ATMega 328. Lamongan: Jurnal Jurusan Elektro Unisla Vol 2.

Emir Nasrullah, dkk. 2011. Rancang Bangun Sistem Penyiraman Tanaman Secara Otomatis Menggunakan Sensor Suhu LM35 Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535. Lampung: Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro.

Hariyadi. 2017. Aplikasi Mikrokontroler pada Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis dengan Menggunakan Sensor Cahaya Dilengkapi dengan Buzzer dan Tampilan LCD. Padang: Indonesian Journal of Computer Science

Muhammad Fadhil, dkk. 2015. Rancang Bangun Prototype Alat Penyiram Otomatis dengan Sistem Timer RTC DS1302 Berbasis Mikrokontroler ATMega16 pada Tanaman Aeroponik. Malang: Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem

Samuel L.H, dkk. 2018. Monitoring dan Kontrol Sistem Penyemprotan Air untuk Budidaya Aeroponik Menggunakan NodeMCU ESP8266. Surabaya: Jurnal Teknik ITS.

LAMPIRAN

1.        Jurnal, klik disini
2.        PPT, klik disini
3.        Program pdf, klik disini
4.        Pengawatan Keseluruhan, klik disini
5.        Diagram Blok, klik disini
6.        Diagram Alir, klik disini
7.        Gambar Rangkaian, klik disini

BIODATA






Klarisa Aurelia Galuh Titania. Penulis dilahirkan di Kudus, 08 Oktober 1999. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD N Pati Kidul 01B, SMP N 3 Pati, dan SMA Negeri 2 Pati. Pada tahun 2017 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.17.2.12
Apabila terdapat kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail klarisaurelia@gmail.com




Muhammad Al Gusti. Penulis dilahirkan di Pati, 12 September 1998. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD N 05 Bangsri, SMP N 2 Bangsri, dan SMA Negeri 1 Kudus. Pada tahun 2017 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.17.2.14
Apabila terdapat kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail muhammadalgusti@gmail.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.