KAMAR BEBAS ASAP ROKOK
KAMAR
BEBAS ASAP ROKOK
Richi
Ilham Hadiputra1, Yogi Adnan Jaya2, Samuel Beta3.
Mahasiswa
dan Dosen Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan
Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Semarang
Jl.
Prof. H. Soedarto, SH,
Tembalang, Semarang, Indonesia
Abstrak – Kamar Bebas Asap Rokok merupakan
suatu sistem yang dirancang untuk mengatasi permasalahan terjadinya kebakaran yang
sering terjadi pada bangunan yang disebabkan oleh rokok. Sistem ini
dapat mendeteksi terjadinya tanda-tanda kebakaran menggunakan sensor gas MQ-2
yang mendeteksi adanya asap penyebab kebakaran, sensor suhu LM-35 yang mendeteksi
suhu ruangan, sensor api KY-026. Keluaran dari
sistem ini berupa LCD dan Buzzer yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada satpam berupa informasi
tentang kondisi ruangan. Kamar Bebas Asap Rokok ini ARM NUC120 sebagai
mikrokontrolernya. Ketika ada kondisi salah satu sensor MQ-2, LM-35, dan KY-026, maka buzzer menggirimkan
informasi kepada
satpam informasi berupa LCD dan Buzzer .
Kata kunci: ARM
NUC120, Sensor MQ-2, Sensor
KY-026, Sensor
LM-35, LCD dan Buzzer
Abstract - The Non-Smoking Room is a system designed to overcome the problems that occur in buildings caused by smoking. This system can convert signal signals using MQ-2 gas sensor which proves the presence of smoke, LM-35 temperature sensor which promotes room temperature, KY-026 fire sensor. The output of this system consists of LCD and Buzzer which serves to provide information to the security guard containing information about the condition of the room. This Non-Smoking Room ARM NUC120 as the microcontroller. When there are sensors one sensor MQ-2, LM-35, and KY-026, the buzzer sends information to the security guard in the form of LCD and Buzzer.
Keywords: ARM NUC120, MQ-2 Sensor,
KY-026 Sensor, LM-35 Sensor, LCD and Buzzer
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kebakaran merupakan bencana yang sering terjadi di
perkotaan. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan
kebakaran sebagai situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti
rumah/pemukiman, pabrik, pasar, dan
lain-lain dilanda api yang
menimbulkan korban dan kerugian (BNPB, 2016). Bencana kebakaran yang tidak
diatasi dengan cepet akan
menyebabkan kerugian materi yang
besar bahkan juga dapat membahayakan jiwa
manusia.
Contohnya adalah ketika lupa mematikan rokok, oleh karena itu, untuk
menghindari kebakaran yang
terjadi pada suatu
ruangan dibutuhkan alat
deteksi dini dan
pemadam kebakaran. Sehingga
ketika tidak ada orang di rumah misalnya, kebakaran dapat dideteksi dan
dipadamkan secara otomatis.
Berdasarkan permasalahan diatas dirancanglah suatu sistem
pemadam kebakaran yang berbasis ARM NUC 120 menggunakan sensor asap (MQ-2) sebagai
detektor asap, sensor
suhu LM-35,
dan sensor api KY-026 mengirimkan informasi berupa bunyi bel dan menampilkan
informasi pada LCD mengenai salah satu kondisi yang terdeteksi
oleh sensor kepada pengguna ruangan dan satpam.
1.2
Tujuan
Tujuan pembuatan alat ini adalah :
1.Membuat suatu sistem pemadam api yang dapat memberitahukan
informasi kebakaran kepada pengguna menggunakan LCD dan Bel.
2. Mengetahui cara kerja dari sistem Kamar Bebas Asap Rokok.
3. Meminimalkan terjadinya kebakaran.
1.3
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang, akan ditentukan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana merancang suatu sistem Kamar Bebas Asap Rokok dengan pemberitahuan berupa bel dan LCD?
2. Bagaimana cara kerja sistem Kamar
Bebas Asap Rokok dengan ARM NUC 120?
3. Bagaimana cara mendeteksi
adanya indikator dari sensor?
1.4
Pembatasan
Masalah
Dalam
pembuatan alat ini penulis akan membuat batasan permasalahan agar tidak
menyimpang dari spesifikasi dan kemampuan alat yang akan buat. Pembatasan
masalah tersebut adalah :
1.
Sensor asap menggunakan MQ-2.
2.
Sensor api menggunakan
KY-026.
3.
Sensor suhu menggunakan
LM-35.
4. Bel dan buzzer akan bekerja bila ada pendeteksian salah satu sensor..
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Penjelasan dan uraian teori penunjang yang digunakan
dalam membuat alat ini diperlukan untuk mempermudah pemahaman tentang cara
kerja rangkaian maupun dasar-dasar perencanaan pembuatan alat.
2.1 Sensor MQ-2
Sensor MQ-2 adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan keluaran membaca
sebagai tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya
dengan memutar trimpotnya. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG,
i-butane, propane, methane , alcohol, Hydrogen, smoke. Sensor MQ-2 berfungsi
mendeteksi adanya asap yang diakibatkan karena kebakaran.
Gambar
2.1 Sensor MQ-2
2.2 ARM NUC120
ARM NUC120 merupakan sebuah modul mikrokontroler 32-bit
berbasis ARM CortexM0.
ARM NUC 120 BOARD dilengkapi dengan program bootloader
sehingga tidak membutuhkan perangkat programmer terpisah. NUC120 dapat
beroperasi dengan kecepatan CPU sampai 48MHz. Telah dilengkapi dengan Full
Speed USB 2.0 Device Controller yang sangat fleksibel dan dapat
dikonfigurasi untuk berbagai aplikasi berbasis USB.
Gambar 2.2 ARM NUC120
2.3 Penampil 16x2
Penampil adalah
salah satu jenis cara penataan elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya
terhadap front-lit atau
mentransmisikan cahaya dari back-lit. Penampil
berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka
ataupun grafik. Penampil dalam sistem ini berfungsi menampilkan informasi
kondisi ruangan dan level air dalam tandon.
Gambar 2.3 LCD 16x2
2.4 Bel
Bel adalah sebuah komponen elektronika yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik atau getaran. Energi getaran ini akan
mengahasilkan suara. Bel digunakan sebagai indikator jika terjadi kebakaran.
Gambar 2.4 Bel
2.5 Flame Sensor KY-026
Sensor api digunakan untuk mendeteksi api atau radiasi.
Sensor ini juga dapat mendeteksi sumber cahaya yang memiliki panjang gelombang
antara 760 nm hingga 1100 nm. Sensor ini bisa mendeteksi cahaya tampak, sinyal
infra merah dan sinar ultraviolet. Sensor ini dapat
mendeteksi gelombang infra merah yang di pancarkan oleh api, sehingga sensor
tersebut dapat digunakan sebagai pendeteksi kebakaran.
Gambar 2.5 Flame Sensor KY-026
2.6 LED
LED (light emitting diode) adalah semikonduktor yang memancarkan cahaya
monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. LED terbuat dari
bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu
arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberika arus terbalik, hanya akan
ada sedikit arus yang melewati LED.
Gambar 2.6 LED
2.7 Modul Joystick
Modul Joystick adalah komponen yang berbentuk seperti tuas atau tongkat
yang dapat digerakan ke berbagai arah untuk mendapatkan posisi yang diinginkan.
Pada umumnya modul ini memiliki 2 axis yaitu axis X dan axis Y dan 1 push
button. Pengaplikasian modul ini banyak dijumpai pada joystick game
PlayStasiun, X-Box, pengendali servo motor, kursi motor, dan lain – lain. Modul
ini yang banyak dipakai yaitu tipe bi-axial. Tipe joystick ini merupakan
tipe yang sama dengan yang digunakan pada gagang kendali analog pada konsol
Sony Playstation, X-box.
Gambar 2.7 Joystick
2.8 Sensor Suhu LM35
Sensor
Suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki keakuratan
tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang
lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang
tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus
serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Gambar 2.8 Sensor
Suhu LM-35
III. PERANCANGAN ALAT
3.1
Alat
1. Bor PCB
2. Solder
3. Tang Potong
4. Gergaji
5. Kabel USB
6. Kotak/papan (tepat meletakkan alat)
7. Setrika
3 3.2
Bahan
1. ARM NUC 120
2. Sensor MQ-2
3. Penampil 16x2
4. Bel
5. Flame Sensor KY-026
6. LED
7. Modul Joystick
8. Sensor Suhu LM-35
9. Kaca
10. Kabel penghubung
11. Triplek
3.3 Blok
Diagram Hubungan Komponen Utama
Gambar 3.1
Diagram Blok Sistem Kamar Bebas Asap Rokok
Berikut
keterangan singkat dari gambar blok diagram di atas:
1.
Sensor MQ-2 untuk mendeteksi
adanya asap.
2.
Sensor KY-026 untuk mendeteksi adanya api.
3.
Sensor
LM-35 untuk mendeteksi suhu.
4.
ARM
NUC 12O berfungsi sebagai pemroses.
5.
Penampil berupa LCD untuk menampilkan informasi berupa huruf, angka
dan tulisan.
6.
Bel untuk memberikan tanda/sbagai
indikator.
7.
Joystick
untuk memantau ruang yang lain.
8.
LED
sebagai indikator ruangan yang terdeteksi oleh sensor.
3.4 Gambar
Rangkaian
3.2 Gambar Rangkaian
3.5 Diagram
Alir
Gambar 3.3 Diagram Alir
3.6 Diagram
Pengawatan
Gambar 3.4 Diagram Pengawatan Luar
Gambar 3.5 Diagram Pengawatan Dalam
Gambar 3.7
Gambar Alat 1
Gambar 3.8 Gambar Alat 2
3.8 Pembuatan
Alat
Dalam pembuatan
alat ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
1.
Membuat perencanaan bagan alat
2.
Membuat skema pengawatan
3.
Menyusun rangkaian sesuai skema
pengawatan
4.
Membuat program untuk Arduino
5.
Pembuatan kerangka alat
6.
Pemasangan rangkaian pada kerangka alat
IV. CARA
KERJA ALAT
Cara kerja dari sistem ini yaitu pada kondisi awal penampil menampilkan informasi “Proyek ARDUINO” selama 1 s pada kolom
pertama, lalu dikolom kedua “ Muncul Nama
Anggota Kelompok ” selama 1s
. Sensor LM-35 mendeteksi kondisi suhu
ruangan, Sensor Api KY-026 Apakah terdeteksi api atau tidak. Yang kemudian akan
ditampilkan statusnya di penampil, apabila ketiga kondisi diatas tidak terdeteksi, maka LCD
menampilkan keadaan “AMAN”. Namun apabila ketiga kondisi diatas terdeteksi maka akan mengirimkan
pemberitahuan berupa Bel pada tiap ruangan Kemudian sensor MQ-2 akan mendeteksi
apakah ada asap dalam ruangan, dan menampilkan informasi “RUANGAN TERDETEKSI
ASAP” yang terdeteksi dan akan menampilkan kondisi pada LCD kepada satpam bahwa
terdeteksi indikasi kebakaran. . Bel berbunyi.
V.
PENGUJIAN ALAT
Dalam proyek yanng kami buat, perlu diuji untuk
menentukan kesesuaian alat dengan prinsip kerjanya, adapun langkah - langkah
cara pengujian yang akan kami lakukan adalah :
1. Mengunggah program
ke alat yang dibuat, apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
2. Menguji alat
sesuai cara kerja
VI. KESIMPULAN
Setelah melakukan perancangan, pembuatan dan
uji coba alat, maka didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Penampil 16x2
berfungsi untuk menampilkan informasi berupa teks
sesuai kondisi dalam ruangan.
2.
Sensor MQ-2
sebagai detektor asap.
3.
Diperlukannya kalibrasi pada sensor agar lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] H. S. Wiweko, “Sistem
peringatan dini akan bahaya kebakaran,” Telsa, vol. Vol 10, pp. 75–78, 2008.
[2] N. S. Rahayu,
“Rancang Bangun Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis dan Dinamis Berbasis
Mikrokontroler,” Fis. Unand, vol. 6, no. 3, pp. 290–295, 2017.
[3] N. Mega
Apriyaningsih, Abdul Muid, “Prototipe Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis,”
Prism. Fis., vol. V, no. 3, pp. 106–110, 2017.
[4] D. Sasmoko and A.
Mahendra, “Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Kebakaran Berbasis IoT Dan Sms
Gateway Menggunakan Arduino,” Simetris, vol. 8, no. 2, pp. 469–476, 2017.
BIODATA PENULIS
1.
Richi Ilham
Hadiputra
Richi Ilham
Hadiputra. Penulis dilahirkan di Semarang, 13 Oktober 1999. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di SD Negeri Tawang Mas 01 Semarang, SMP N 19
Semarang dan SMKN 8 Semarang. Pada tahun 2017 penulis mengikuti seleksi
mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines)
dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis
terdaftar dengan NIM. 3.32.17.3.19. Apabila
terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa
menghubungi melalui E-mail: Richiilham21@gmail.com.
2.
Yogi Adnan Jaya
Yogi Adnan
Jaya. Penulis dilahirkan di Sukoharjo, 18 Februari 1999. Penulis telah menempuh
pendidikan formal di SDN Bulusan Semarang, SMPN 27 Semarang, dan SMKN 8
Semarang. Tahun 2017 penulis mengikuti seleksi Mahasiswa baru Diploma (D3) dan
di terima di Kampus Politeknik Negeri Semarang dengan program studi D3 Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.17.3.23.
Apabila terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa
menghubungi melalui E-mail: Adnanjayayogi@gmail.com
Tidak ada komentar: