Header Ads

Alat Bantu Penerima Tamu Bagi Penyandang Tuna Rungu


Alat Bantu Penerima Tamu Bagi Penyandang Tuna Rungu






Muhammad Fabri Taufiqurrohman1, Irvan Mufti Herlambang2 Email :  fabritaufiq69@gmail.com 1 , irvanmuftih@gmail.com 2 , sambetak2@gmail.com 3Jurusan Teknik Elektro, Program Studi D3 Teknik ElektronikaPoliteknik Negeri SemarangJln. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.Telp. (024)7473417, Website :www.polines.ac.id, email : mailto:sekretariat@polines.ac.id



Abstrak - Bagi penyandang tuna rungu untuk melakukan sosialisasi sedikit menyulitkan karena untuk melakukan komunikasi lawan bicara harus dapat menggunakan bahasa isyarat tapi tidak selalu penggunaan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan mereka berjalan mulus contohnya ketika ingin bertamu, tidak setiap saat penyandang memegang atau menggunakan gawai mereka untuk komunikasi, Oleh karena itu diperlukan sistem penerima tamu yang dapat digunakan kapan saja. Maka dibuat beberapa cara , yaitu dengan bel yang dapat tersambung langsung dengan pengguna. Dengan NUC120 sebagai pemrosesnya ,hasil dari penekanan bel akan tersambung dengan alat pengguna yang berbentuk seperti jam saku yang didalamya terdapat Motor Getaran sebagai pemberitahuan bergetar apabila bel ditekan dan LED sebagai pemberitahuan secara visual. Juga terdapat RTC untuk menampilkan waktu secara real-time.
Kata Kunci : Bel, NUC120, Motor Getaran, RTC, LED


                 I.   PENDAHULUAN 

Di setiap negara terdapat beberapa orang yang tidak memiliki kesempurnaan fisik salah satunya adalah tidak memiliki kemampuan untuk mendengar dan berbicara. Orang yang memiliki ketidaksempurnaan itu biasa disebut tuna rungu wicara. Populasi penduduk Indonesia berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) kurang lebih 237.641.326 ( tahun 2010). Presentasi populasi penyandang cacat cukup besar seiring pertambahan penduduk setiap tahun. Jumlah penyandang tuna rungu wicara berdasarkan hasil survey Sosial Ekonomi Nasional pada tahun 2004 dari usia balita hingga lansia lebih kurang 602.784 orang . Terdapat dua jenis gangguan pendengaran yang membuat seseorang menjadi tunarungu, yaitu yang bersifat bawaan (sudah ada sejak lahir) dan yang terjadi setelah dilahirkan. Tunarungu bawaan bisa disebabkan oleh mutasi genetik, keturunan dari orang tua, atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan. Sedangkan tunarungu yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras dalam jangka panjang, usia, cedera, dan penyakit tertentu, misalnya infeksi. Banyak manusia normal lainnya kesulitan dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan tuna rungu wicara namun berkomunikasi dengan seorang tunarungu sebenarnya tidaklah sulit, Kita hanya perlu mempelajari caranya dan sedikit bersabar salah satunya dengan mencari perhatian dari si penyandang. Penting untuk mendapatkan perhatiannya jika Anda berniat untuk berkomunikasi dengannya. Sentuh atau tepuk pundaknya untuk memberi isyarat,tapi bagaimana bila si penyandang tersebut di dalam rumah atau ruangan yang mungkin keluarga atau teman terdekat tidak bersamanya. Kita juga tidak bisa langsung menepuk atau menyentuhnya karena kita belum tentu tahu apakah didalam ruangan tersebut atau tidak. Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat digunakan penyandang tuna rungu agar dapat mengetahui adanya seseorang yang dapat mengetahui keberadaan dirinya.
Di berbagai sektor teknologi di Indonesia, termasuk sektor pendidikan sudah sangatlah maju. Kemajuan teknologi inilah yang menjadi faktor bagi penulis untuk mengembangkan alat yang dapat membantu mempermudah tuna rungu  maupun manusia normal lainnya. Dalam hal ini Penulis berencana untuk membuat alat yang dapat memberitahu penyandang tuna rungu apabila ada orang yang ingin bertamu, agar dapat mempermudah kedua belah pihak. Dengan latar belakang tersebut penulis ingin membuat alat dengan judul Alat Pembantu Penerima Tamu Bagi Penyandang Tuna Rungu.
Diharapkan alat ini dapat membantu penyandang tuna rungu untuk berkomunikasi antar sesama agar tidak terhalang oleh gangguan komunikasi dalam hal ini perbedaan tempat.


               II. TINJAUAN PUSTAKA 

A.    ARM NUC120RD2BN

ARM NUC 120 sebuah modul mikrokontroler 32 bit berbasis ARM Cortex – MO. ARM NUC 120 Merupakan menu utama pada sistem pengaturan operasi penggilingan ikan DT- ARM NUC 120 Board dilengkapi dengan program yang merupakan bootloader (utama), sehingga tidak membutuhkan divais program terpisah. NUC 120 mampu beroperasi dengan kecepatan CPU sampai dengan 48 MHz.( Telah dilengkapi dengan Full Speed USB 2.0 Device Controller ) yang sangat fleksibel dan dapat dikonfigurasi untuk berbagai aplikasi berbasis USB.[1]
Spesifikasi  :
1.      Berbasis mikrokontroler NUC120RD2BN (64 KB APROM, 8 KB SRAM, 4 KB Data Flash, CPU ARM Cortex-M0).
2.      Terintegrasi dengan cystal eksternal 12 MHz.
3.      Terintegrasi dengan osilator 32,768 KHz sebagai sumber clock RTC.
4.      Memiliki 1x Port USB.
5.      Memiliki 1 port RS-485.
6.      Memiliki 3 kanal UART dengan level tegangan TTL 3,3VDC / 5VDC.
7.   Tersedia port USB yang berfungsi untuk antarmuka serial sekaligus menuliskan program      mikrokontroler, sehingga tidak membutuhkan programmer eksternal.
8.      Memiliki port Serial Wire Debug untuk proses debuging dan programming.
9.      Memiliki 45 jalur GPIO.
10.  Terintegrasi dengan sensor suhu internal.
11.  Memiliki port input 8 kanal ADC 12-bit.
12.  Bekerja pada level tengan 3,3VDC / 5VDC dengan arus maksimum 800mA.
13.  Input catu daya untuk board : 6,5VDC - 12VDC / 3,3VDC - 5VDC.



Gambar 2.1 Arm NUC120RD2BN 

B.    LCD 16x2

Modul LCD 16x2 adaah modul LCD matrix standar dengan ukuran 16 kolom dan 2 baris. LCD jenis ini cocok digunakan untuk membuat aplikasi sederhana ataupun advance. Kelebihan lainnya adalah LCD jenis ini relatif mudah digunakan untuk para pemula. Output dari sistem akan dikeluarkan melalui LCD. [6]
Spesifikasi :
1.      Tegangan kerja adalah 5V.
2.      Warna backlight adalah biru.
3.      Mempunyai 16 pin standar LCD matrix.


Gambar 2.2 LCD 16x2

C.    Motor Getaran

Motor Getaran adalah motor DC tanpa inti dan ukuran motor ini kompak. Tujuan utama motor ini adalah untuk memperingatkan pengguna agar tidak menerima panggilan tanpa suara/getar. Motor ini berlaku untuk aplikasi yang berbeda seperti pager, handset, ponsel, dll. Fitur utama motor ini adalah, ia memiliki sifat magnetik, ringan, dan ukuran motor kecil. Berdasarkan fitur-fitur ini, kinerja motor sangat konsisten. Konfigurasi motor ini dapat dilakukan dalam dua variasi, satu adalah model koin dan satu lagi adalah model silinder. Spesifikasi vibrator motor terutama mencakup jenis, torsi pengoperasian maks, gaya sentrifugal maks, kisaran berat, arus dan output terukur.

Gambar 2.3 Motor Getaran

D.    LED

 Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.


Gambar 2.4 LED

E.    Bel Rumah Wireless

Bel Rumah umum yang sudah mengaplikasikan system wireless, rata-rata memiliki bel ini memiliki jangkauan yang bervariasi(sesuai produk) ada yang kurang lebih 10 meter dan ada yang mencapai 100 meter,bel rumah ini dapat ditenagai dengan beberapa baterai AA atau AAA dan ada juga yang menggunakan tegangan 220 V.


Gambar 2.5 Bel Wireles



                 III. PERANCANGAN

Bab ini membahas keseluruhan dari perancangan sistem yang akan dibuat. Perancangan sistem ini terdiri dari perancangan perangkat mekanik, perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak.

A.    Diagram Blok Sistem



Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

B.    Cara Kerja Diagram Blok Sistem

Cara kerja dari alat ini adalah apabila ada orang yang ingin bertamu kemudian orang tersebut akan menekan bel. Ketika bel ditekan maka gelang yang dipakai penyandang akan bergetar. Selain itu digelang jugga terdapat jam dan pengingat ketika ada tamu

C.    Perancangan Elektronik

Komponen-komponen yang digunakan disusun pada sebuah papan PCB dan Aruino dengan susunan yang telah direncanakan.

D.    Gambar Pengawatan.



Gambar 3.2 Gambar Pengawatan

E.    Gambar Rangkaian Lengkap.



Gambar 3.3 Gambar Rangkaian Lengkap

F.    Diagram Alir Pada Arduino



Gambar 3.4 Diagram Alir 




                 IV. PERANCANGAN MEKANIK

Pada alat ini menggunakan kotak panel berukuran 10 cm x 15 cm x 7 cm yang digunakan sebagai panel utama alat. kemudian pada pintu dipasang bel, dan pada jam dipasang lcd motor vibrator dan led.


                V. PENGUJIAN DAN ANALISA

Dalam proyek yang kami buat, perlu diuji untuk menentukan kesesuaian fungsi alat dengan program yang telah dibuat, yaitu dengan cara mengunggah program yang telah dibuat ke Arm. Kemudian mengoperasikan alat apakah berfungsi sesuai yang diinginkan atau tidak.



              VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan, pembuatan dan uji coba alat, maka didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.      Perancangan proyek ini diawali dengan perancangan program dan prototipe dari alat tersebut.
2.   Penggunaan bel wireless dapat bermanfaat sebagai salah satu alternative komunikasi wireless dengan alat pengguna .
3.    Alat dapat merespon dengan baik ketika bel ditekan alat akan bergetar dan lampu indikator akan menyala.
4.      Waktu ditampilkan agar pengguna dapat mengetahui kapan waktu saat tamu bertamu.

B.    Saran

1.   Lebih baik ditambah dengan baterai RTC agar ketika sumber arus mati, waktu masih dapat berjalan seperti biasa.
2.     Jika bisa bentuk alat yang dibuat agar dapat nyaman untuk digenggam.


          VII. DAFTAR PUSTAKA

 [1]     Ahmad Sahru Anamisa, and Devie Rosa. “Sistem Pengendali Pintu Pagar Secara Otomatis    Menggunakan Mikrokontroller,“ 2017.

 [2]  Hendri Halifa, “Sistem Kunci Pintu Otomatis Menggunakan Rfid (Radio Frequency Identification) Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno R3,” 2017.

 [3]    Prima Berri, Perancangan Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Sensor Pir (Passive Infra Red) Berbasis Mikrokontroler. Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji : Tanjung Pinang.

 [4]    Wahyuni Nika, 2017. Rancang Bangun Timbangan Digital Dengan Tampilan Harga Dan Output Suara. Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri : Padang [9] Kristanto Eko, 2013. Monitoring Suhu Jarak Jauh Generator Ac Berbasis Mikrokontroler. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Tektik Universitas Negri Yogyakarta : Yogyakarta

 [5]   http://ejournal.akademitelkom.ac.id/index.php/ictjurnal/article/view/139


    PENGAWATAN klik sini
    SKEMATIK klik sini
    PROGRAM klik sini
    DIAGRAM BLOK klik sini
    DIAGRAM ALIR klik sini
    PPT klik sini
    JURNAL klik sini



BIODATA PENULIS



Nama Penulis : Muhammad Fabri Taufiqurrohman. Penulis dilahirkan di Kudus ,16 Februari 2001. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD 4 Kedungsari , SMP 1 GEBOG dan SMK 2 KUDUS. Pada tahun 2017 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.17.1.15




Nama Penulis : Irvan Mufti Herlambang.Penulis dilahirkan di Salatiga, 16 Mei 1999. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Tegalrejo 02, SMP N 3 Salatiga dan SMA N 2 Salatiga. Penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru  Diploma (D3) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro di Politeknik Negeri Semarang pada tahun 2017. Penulis Terdaftar dengan NIM 3.32.17.1.13.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.