Header Ads

Sistem Informasi Batas Maksimal Kecepatan pada Sepeda Motor




Sistem Informasi Batas Maksimal Kecepatan Pada Sepeda Motor
Arif Kusuma1, Rina Apriliana2, Widia Pangestika3, Samuel BETA4
Jurusan Teknik Elektro, Program Studi D3 Teknik Elektronika
Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Telp. (024)7473417, Website: www.polines.ac.id, 
Email: arifkusuma712@gmail.com1rinaapriliana522@gmail.com2widiapangestika586@gmail.com3,
sambetak2@gmail.com4



Abstrak: Sistem Informasi Batas Maksimal Kecepatan Pada Sepeda Motor ini menggunakan ARM Nuc 120 sebagai pemrosesnya, adapun komponen yang digunakan yaitu, sensor Inertial Measurement Unit BNO055 (IMU) sebagai masukan untuk menghitung kecepatan dan jarak. LCD 16x2 sebagai penampil jarak dan kecepatan. LED RGB dan Buzzer sebagai indikator pada kecepatan normal dan tidak normal. Push Button sebagai tombol reset terhadap jarak. 
Kata kunci: ARM NUC 120, IMU BNO055, LCD 16x2, LED RGB, Buzzer, Push Button.

Abstract: The Maximum Speed Limit Information System on this Motorcycle uses the ARM Nuc 120 as the processor, while the components used are, the BNO055 Inertial Measurement Unit (IMU) sensor as an input to calculate speed and distance. 16x2 LCD as a distance and speed viewer. RGB and Buzzer LEDs as indicators of normal and abnormal speed. Push Button as a reset button to distance. 
Keywords: ARM NUC 120, IMU BNO055, 16x2 LCD, RGB LED, Buzzer, Push Button.


I.     PENDAHULUAN

Kendaraan bermotor adalah salah satu alat transportasi yang populer saat ini, dikarenakan kemudahan untuk membantu aktivitas sehari-hari. Namun, kendaraan bermotor rawan terjadi kecelakaan akibat kelalaian pengendara untuk melanggar peraturan batas kecepatan maksimal. Resiko kecelakaan akan semakin tinggi apabila kecepatan melebihi batas maksimal, maka dibutuhkan sebuah sistem yang mengingatkan pengendara tersebut agar mengetahui ketika batas maksimal telah dilewati. Penerapan alat yang dibuat memudahkan pengemudi kendaraan bermotor dan kemudahan pada alat menjadikan pengendara merasa aman dan dapat mengurangi resiko kecelakaan.


II.    TINJAUAN PUSTAKA
2.       

2.1     ARM NUC 120
ARM NUC120 merupakan sebuah modul mikrokontroler 32-bit berbasis ARM CortexM0. ARM NUC 120 BOARD dilengkapi dengan program bootloader sehingga tidak membutuhkan device programmer terpisah. NUC120 dapat beroperasi dengan kecepatan CPU sampai 48MHz.
Gambar 2.1 ARM NUC 120

2.2     Sensor IMU BNO055
Sensor IMU BNO055 adalah sensor orientasi absolut dari Bosch yang menggabungkan data sensor dan mikroprosesor untuk memfilter dan menggabungkan data. BNO055 menggabungkan tiga sumbu acceelerometer, gyroscopes, dan magnetometer untuk memberikan orientasi.
Gambar 2.2 Sensor IMU BNO055

2.3     LCD 16x2
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.
Gambar 2.3 LCD 16x2

2.4     LED RGB
LED RGB adalah sebuah LED yang dapat mengeluarkan perpaduan warna red(merah), green(hijau), dan blue(biru).
Gambar 2.4 LED RGB

2.5     Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.
Gambar 2.5 Buzzer

2.6     Push Button
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan untuk emergency.
Gambar 2.6 Push Button


III.   PERANCANGAN

Bagian ini membahas keseluruhan dari perancangan sistem yang akan dibuat.

2.7     Diagram Blok Sistem


Gambar 3.1 Diagram Blok

2.8     Cara Kerja Diagram Blok Sistem
Sistem bekerja ketika diberikan catu daya (6,5 – 12 Volt). Ketika sistem dinyalakan, maka sensor IMU BNO055 akan membaca percepatan ketika ada pergerakan. Nilai percepatan tersebut akan diubah menjadi kecepatan dan diubah lagi menjadi jarak/posisi. Kecepatan dan jarak/posisi tersebut akan ditampilkan pada LCD 16x2.
Ketika kecepatan masih dibawah batas maksimal (60km/j), maka led hijau akan menyala. Ketika kecepatan diatas batas maksimal, maka led merah dan buzzer akan menyala bergantian. Apabila push button reset ditekan, maka nilai kecepatan dan jarak menjadi 0. 

2.9     Gambar Pengawatan
Gambar 3.3 Pengawatan Luar


Gambar 3.2 Pengawatan Dalam

2.10   Gambar Rangakain Lengkap

Gambar 3.4 Gambar Rangakaian Lengkap

2.11   Gambar Diagram Alir

Gambar 3.5 Gambar Diagram Alir


IV. PERANCANGAN MEKANIK

Pada alat ini menggunakan kotak hitam untuk meletakkan komponen - komponen yang digunakan.

Gambar 4.1 Mekanik Tampak Dalam


Gambar 4.2 Mekanik Tampak Atas


Gambar 4.3 Mekanik Luar


V. CARA KERJA

Sistem Informasi Batas Maksimal Kecepatan Pada Sepeda Motor Berbasis ARM ini bekerja dengan sensor IMU BNO055 untuk mengukur kecepatan dengan sensor accelerometer di dalamnya. Nilai percepatan dari accelerometer diubah menjadi kecepatan dengan rumus V=Vo+at. Sehingga dengan kecepatan maka dapat mencari jarak yang sudah ditempuh dengan rumus S=1/2at^2 atau S=So+Vt.
Pada sistem ini menerapkan batas maksimal kecepatan yaitu 60 km/jam. Nilai 60 ini akan dijadikan penentu kondisi led hijau, led merah, serta buzzer.
Ketika kecepatan masih dibawah batas maksimal, maka led hijau akan menyala, led merah dan buzzer akan mati.
Ketika kecepatan sudah melewati batas maksimal maka led hijau akan mati, led merah dan buzzer akan menyala secara bergantian.
Untuk mereset nilai jarak yang telah dicatat, dapat dilakukan dengan menekan tombol push button berwarna merah (tombol reset).


VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan alat yang telah dirancang pada proyek ARM ini.

5.1      Kesimpulan
1.   Alat ini dapat memberikan informasi kecepatan dan jarak
2.   Manfaat Sensor IMU BNO055 untuk menghitung kecepatan dan jarak secara realtime kurang akurat.
3.   Metode filtering atau discrimination window dapat digunakan untuk memberi perlakuan khusus pada daerah yang terletak antara data yang valid dengan data yang tidak valid.

5.2      Saran
1.   Apabila ingin mengukur kecepatan secara realtime lebih baik menggunakan sensor selain IMU BNO055
2. Untuk menghilangkan noise yang lumayan besar, dapat dilakukan dengan memperbesar jangkauan metode filtering atau discrimination window.
3.   Untuk memberikan informasi waktu dapat menambah modul Real Time Clock (RTC).


VII.  REFERENSI




LAMPIRAN

1.    Jurnal 
3.    Program (.pdf)
4.    Diagram Blok
7.    Diagram Alir 
8.    Presentasi
9.    Video Simulasi


     VIDEO SIMULASI


DAFTAR PUSTAKA

[1] Akbar, M. Antisto. (2014). Perancangan Perangkat Lunak Pendeteksi Sudut dan Posisi Menggunakan Mikrokontroler Atmega 32. Semarang. Transmisi Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Diakses dari: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi/article/view/6713/5501
[2] Riyadi, Muhammad. (2010). Pendeteksi Posisi Menggunakan Sensor Accelerometer MMA7260Q Berbasis Mikrokontroler Atmega 32. Semarang. Jurnal Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Diakses dari: http:// ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi
[3] Sunar. (2011). Analisis Penggunaan Accelerometer untuk Menghitung Kecepatan      dan Posisi Wahana Bergerak. Bidang Avionics Pustekbang-LAPAN. Diakses dari: http://repository.lapan.go.id/repository/70-Sunar.pdf




BIODATA PENULIS

Arif Kusuma. Dilahirkan di Kab Semarang, 7 Desember 1998. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDIT Assalamah Ungaran, SMP N 21 Semarang, dan SMA N 4 Semarang. Pada tahun 2017 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro dan terdaftar dengan NIM 3.32.17.3.04.
Apabila terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui

Rina Apriliana. Dilahirkan di Boyolali, 14 April 1999. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD N 1 Pojok, SMP N 1 Nogosari , dan SMA N 1 Nogosari. Pada tahun 2017 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro dan terdaftar dengan NIM 3.32.17.3.19.
Apabila terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui
Widia Pangestika. Dilahirkan di Cilacap, 3 januari 2000. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD N 1 Danasri Kidul, SMP N 1 Kroya, dan SMK N 1 Nusawungu. Tahun 2017 penulis mengikuti seleksi Mahasiswa baru Diploma (D3) dan di terima di Kampus Politeknik Negeri Semarang dengan program studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.17.3.21.
Apabila terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui 
E-mail : widiapangestika586@gmail.com












Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.